Kali ini Saya akan menjelaskan tentang klasifikasi rayap. Apakah cacing tanah dan rayap digolongkan pada satu spesies ? Dalam suatu ekosistem, rayap dan cacing tanah berperan sebagai pengurai. Cacing tanah dan rayap di golongkan sebagai detritivor.
Detritivor, merupakan hewan pemakan bangkai, yakni organisme heterotrof yang memperoleh energi dengan memakan sisa-sisa makhluk hidup. Dengan demikian, maka itulah kenapa mereka disebut sebagai pengurai dan berkontribusi pada penghasil nutrisi dalam tanah.
Pengurai menghasilkan tanah yang kaya dengan menambahkan senyawa organik. Zat seperti karbon, air, dan nitrogen dikembalikan ke ekosistem melalui pengurai. Contoh pengurai lainnya selain rayapa adalah serangga, cacing tanah, bakteri, jamur, belatung, lactobacteria, kecoak, ragi, siput, lumut, dan actinomycetes
Rayap dalam bahasa Inggris disebut semut putih (white ants), umumnya dikenal sebagai serangga yang menyebabkan kehancuran seperti sebuah pepatah "seperti kayu yang dimakan rayap". Pendapat ini tidak sepenuhnya benar karena dalam ekosistem alami, rayap juga merupakan serangga yang menguntungkan manusia, yaitu sebagai pengurai yang memecah residu tanaman / kayu.
Rayap memakan bahan yang mengandung selulosa seperti kayu dan produk turunannya seperti kertas. Selulosa adalah senyawa organik yang keberadaannya melimpah di alam tetapi tidak dapat dicerna oleh manusia dan organisme tingkat tinggi lainnya, sementara rayap dapat dengan mudah mencerna senyawa ini karena dalam usus rayap terdapat parasit Trichonympha yang mengeluarkan enzim selulase yang dapat memecah selulosa menjadi D- glukosa (gula alami)
Di Indonesia, yang merupakan daerah tropis dengan hutan terbesar di dunia, serangga rayap memainkan peran penting sebagai pengurai di hutan tropis ini. Mereka bersarang di tanah terutama dekat dengan bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah dan humus.
Rayap termasuk kelompok spesies "daur ulang" karena mereka dapat menguraikan zat yang telah mati menjadi sesuatu, Jadi rayap merupakan makhluk hidup perombak materi mati yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup kehidupan di ekosistem hutan.
Terlihat sangat sederhana, kita dapat membayangkan bagaimana hutan tanpa rayap, sehingga hutan akan dipenuhi dengan tumpukan daun (serasah) dan akibatnya dapat membunuh penghuninya, hewan besar lainnya karena mereka tidak dapat bergerak.
Ini adalah salah satu dari peran serangga untuk memberi manfaat kepada satwa liar di hutan, bahkan pohon-pohon dapat hidup karena daun di bawahnya telah terurai dengan baik.
Hanya dengan memecah daun (serasah), rayap membuat hewan lain beruntung bisa hidup dengan nyaman. Rayap ditugaskan untuk membersihkan daun dan kayu yang jatuh di hutan, hasil dari daun dan kayu yang diekstraksi ke dalam humus untuk menjadikan tanah hutan tropis yang subur.
Mereka adalah konsumen utama dalam rantai makanan yang memainkan peran dalam kelanjutan siklus hidup di hutan dan menghasilkan beberapa elemen penting seperti karbon dan nitrogen.
Ketika hutan terdegradasi, maka hutan berubah fungsi, bahkan hewan terkecil seperti spesies rayap harus beradaptasi dengan lingkungannya. Pertama mereka memakan serasah dan kayu pohon lalu mengubah pola makan mereka, mereka akan makan beton, kayu bangunan, perabot bahkan rayap menyerang tanah pertanian dengan menghancurkan lahan pertanian .
Rayap secara alami juga membantu membentuk proses siklus air tanah di hutan dengan membuat terowongan atau rongga tanah, hingga jatuhnya air hujan bisa memasuki tanah. Karena bantuan rayap, air hujan di hutan bereaksi secara alami dan masuk ke tanah, sehingga air tanah dapat didistribusikan ke tanaman hutan dan endapan air tanah.
Jadi, walaupun rayap sepertinya menjadi hama bagi manusia, namun rayap tanah juga sangat bermanfaat dalam ekosistemnya, terutama di hutan. Karena kesalahan manusia juga mengapa rayap menyerang bangunan.
Salah satunya, habitat rayap yakni hutan, sudah dihancurkan manusia dengan menebang seluruh pohon tanpa filter. Akibatnya, daun, tangkai pohon yang patah, yang sejatinya menjadi makanan rayap kayu kering, menjadi tidak ada. Maka jangan salahkan rayap, kalau dia meyerbu pohon-pohon pertanian bahkan menyerbu perumahan penduduk.
Jadi siapa yang salah ? Jelas, mereka yang mengganggu siklus hidup rayap, sebab mereka tak akan berulah jika habitatnya tidak diganggu.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Rayap#Rayap_sebagai_pengurai
Detritivor, merupakan hewan pemakan bangkai, yakni organisme heterotrof yang memperoleh energi dengan memakan sisa-sisa makhluk hidup. Dengan demikian, maka itulah kenapa mereka disebut sebagai pengurai dan berkontribusi pada penghasil nutrisi dalam tanah.
Rayap sebagai pengurai
Decomposer adalah organisme yang memakan organisme mati dan produk limbah dari organisme lain. Pengurai membantu siklus nutrisi kembali ke ekosistem.Pengurai menghasilkan tanah yang kaya dengan menambahkan senyawa organik. Zat seperti karbon, air, dan nitrogen dikembalikan ke ekosistem melalui pengurai. Contoh pengurai lainnya selain rayapa adalah serangga, cacing tanah, bakteri, jamur, belatung, lactobacteria, kecoak, ragi, siput, lumut, dan actinomycetes
Rayap dalam bahasa Inggris disebut semut putih (white ants), umumnya dikenal sebagai serangga yang menyebabkan kehancuran seperti sebuah pepatah "seperti kayu yang dimakan rayap". Pendapat ini tidak sepenuhnya benar karena dalam ekosistem alami, rayap juga merupakan serangga yang menguntungkan manusia, yaitu sebagai pengurai yang memecah residu tanaman / kayu.
Rayap memakan bahan yang mengandung selulosa seperti kayu dan produk turunannya seperti kertas. Selulosa adalah senyawa organik yang keberadaannya melimpah di alam tetapi tidak dapat dicerna oleh manusia dan organisme tingkat tinggi lainnya, sementara rayap dapat dengan mudah mencerna senyawa ini karena dalam usus rayap terdapat parasit Trichonympha yang mengeluarkan enzim selulase yang dapat memecah selulosa menjadi D- glukosa (gula alami)
Di Indonesia, yang merupakan daerah tropis dengan hutan terbesar di dunia, serangga rayap memainkan peran penting sebagai pengurai di hutan tropis ini. Mereka bersarang di tanah terutama dekat dengan bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah dan humus.
Rayap termasuk kelompok spesies "daur ulang" karena mereka dapat menguraikan zat yang telah mati menjadi sesuatu, Jadi rayap merupakan makhluk hidup perombak materi mati yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup kehidupan di ekosistem hutan.
Terlihat sangat sederhana, kita dapat membayangkan bagaimana hutan tanpa rayap, sehingga hutan akan dipenuhi dengan tumpukan daun (serasah) dan akibatnya dapat membunuh penghuninya, hewan besar lainnya karena mereka tidak dapat bergerak.
Ini adalah salah satu dari peran serangga untuk memberi manfaat kepada satwa liar di hutan, bahkan pohon-pohon dapat hidup karena daun di bawahnya telah terurai dengan baik.
Hanya dengan memecah daun (serasah), rayap membuat hewan lain beruntung bisa hidup dengan nyaman. Rayap ditugaskan untuk membersihkan daun dan kayu yang jatuh di hutan, hasil dari daun dan kayu yang diekstraksi ke dalam humus untuk menjadikan tanah hutan tropis yang subur.
Mereka adalah konsumen utama dalam rantai makanan yang memainkan peran dalam kelanjutan siklus hidup di hutan dan menghasilkan beberapa elemen penting seperti karbon dan nitrogen.
Ketika hutan terdegradasi, maka hutan berubah fungsi, bahkan hewan terkecil seperti spesies rayap harus beradaptasi dengan lingkungannya. Pertama mereka memakan serasah dan kayu pohon lalu mengubah pola makan mereka, mereka akan makan beton, kayu bangunan, perabot bahkan rayap menyerang tanah pertanian dengan menghancurkan lahan pertanian .
Rayap secara alami juga membantu membentuk proses siklus air tanah di hutan dengan membuat terowongan atau rongga tanah, hingga jatuhnya air hujan bisa memasuki tanah. Karena bantuan rayap, air hujan di hutan bereaksi secara alami dan masuk ke tanah, sehingga air tanah dapat didistribusikan ke tanaman hutan dan endapan air tanah.
Salah satunya, habitat rayap yakni hutan, sudah dihancurkan manusia dengan menebang seluruh pohon tanpa filter. Akibatnya, daun, tangkai pohon yang patah, yang sejatinya menjadi makanan rayap kayu kering, menjadi tidak ada. Maka jangan salahkan rayap, kalau dia meyerbu pohon-pohon pertanian bahkan menyerbu perumahan penduduk.
Jadi siapa yang salah ? Jelas, mereka yang mengganggu siklus hidup rayap, sebab mereka tak akan berulah jika habitatnya tidak diganggu.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Rayap#Rayap_sebagai_pengurai